Selasa, 16 Maret 2010

Fenomena Pembesaran Kapasitas Mesin


Stroke Up Tak Tahan

Aplikasi bore-up itu gampang. Paling mentok pun ganti boring atau liner lebih besar dan sesuaikan pen piston dengan lubang small end di setang seher atau connecting rod. Kadang tak perlu bongkar mesin. Cukup bongkar blok dan kop, bore-up bisa dilakukan. Cuma batasannya ada di posisi baut silinder dan jalur oli.

Bandingkan dengan stroke-up. Pastinya bongkar mesin. Lalu harus atur paking blok dan seringnya sambung atau ganti rantai mesin dengan yang lebih panjang. Lalu cari setang seher yang lebih panjang agar piston nggak membentur daun crankshaft saat TMB. Itu jika strokenya naik ekstrem. Repot, kan?

Tetapi bukan itu masalah peliknya. Stroke up harus dilakukan ke mekanik berpengalaman stroke-up dan mesti dites berulang kali lewat dial. Sebab rawan posisi big end alias pen as kruk gak center. Itu pun tak menjamin!

"Masalahnya, jangankan melintir saat lomba, saat setting pun crankshaft hasil stroke sudah bisa melintir," sebut Winu dari Jepang Motor. "Hal itu sudah berulang kali. Makanya kapok! Percuma kan bikin mesin kencang sekali-dua kali lomba, terus tiba-tiba ngedrop karena crankshaft bergeser."

Balada Pin Stroke Up

Bukan satu kali, OP menemui kasus pin stroke up, ya big end alias pin crankshaft yang eksentrik sudah gak center dari awalnya. Merek gak usah disebut deh, sebab merek terkenal atau gak terkenal pun ternyata mengalami hal ini.

Si ahli mesin bubut sering kali dibikin pusing saat memasang pin stroke up gara-gara hal ini. Crankshaft jadi gak center. "Ahli bubutnya sampai angkat tangan. Takutnya pelanggan bisa berpikir gak center karena kesalahan pemasangan. Padahal masalahnya dari produk pin stroke yang cacat. Pertanyaannya, apa toko mau garansi? Jika ya, garansi center sampai seberapa?" komentar Sinyo dari JHOO Speedshop.

Tidak ada komentar: